Kemarau, Kabupaten Pekalongan belum terindikasi bencana
Pekalongan,(SK) -Dari
pantauan di lapangan siklus musim kemarau di Kabupaten Pekalongan tahun
ini di rasa cukup mengkhawatirkan,suhu udara juga sangat panas,di
mana-mana nampak saluran air irigasi terlihat kering kerontang, saluran
air yang sedianya juga berfungsi sebagai resapan sumur milik warga
tidak lagi mampu berperan sebagai mana mestinya, kemarau yang cukup
panjang mengakibatkan debit air berkurang,ikan sebagai salah satu
penghuni saluran air juga nampak mengelepar,mencoba bertahan bertahan
hidup sembari menanti turunnya hujan yang akan member air yang
melimpah.
Terlepas dari suasana di alam, manusia
sebagai mahluk yang sangat memerlukan air sebagai kebutuhan hidup,atau
untuk di konsumsi, berbagai cara tentu di lakukan untuk memenuhi
kebutuhan, seperti memperdalam sumur sampai membeli air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari.
Menyikapi hal tersebut Kepala Badan Penangulangan Bencana daerah ( BPBD ) Kabupaten Pekalongan Bambang sujatmiko ketika di temui di ruang kerjanya mengatakan, Kami memang sudah menerima informasi dan masukan dari berbagai sumber terkait dengan kebutuhan air bersih untuk masyarakat,kami juga sudah turun langsung kemasyarakan untuk mengetahui lebih jauh seberepa besar kebutuhan masyarakan akan air bersih tersebut, kami juga terus bersinergi dengan semua pihak terkait dan masyarakat untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
Menyikapi hal tersebut Kepala Badan Penangulangan Bencana daerah ( BPBD ) Kabupaten Pekalongan Bambang sujatmiko ketika di temui di ruang kerjanya mengatakan, Kami memang sudah menerima informasi dan masukan dari berbagai sumber terkait dengan kebutuhan air bersih untuk masyarakat,kami juga sudah turun langsung kemasyarakan untuk mengetahui lebih jauh seberepa besar kebutuhan masyarakan akan air bersih tersebut, kami juga terus bersinergi dengan semua pihak terkait dan masyarakat untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
“Salah satu desa di Kabupaten Pekalongan
yang sangat memerlukan air adalah Desa Windurojo Kecamatan Kesesi ,
desa yang satu ini secara geografis letaknya sudah masuk dataran tinggi,
jadi mobil tangki pengangkut air sangat sulit untuk sampai kesana, akan
tetapi sudah melaksanakan upaya alternatif dengan memberikan penampung
air atau Drum, dan alat lainya seperti penutup sumur sehingga biasa
meminimalisir penguapan air dan menjaga tingkat ke higienitasnya. Dari
data yang berhasil di kumpulkan di sana masih ada sekitar 13 sumur yang
masih layak, akan tetapi tentu belum cukup untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari masyarakat sekitar” ungkap Sujatmiko.
Guntur, salah satu warga setempat
mengatakan, musim kemarau pasti datang tiap tahunya, kemarau yang
berkepanjangan tentu berpotensi berdampak kurang baik untuk masyarakat,
akan tetapi kita sebagai manusia yang di bekali akal dan pikiran harus
mampu lepas dari permasalahan yang ada, kerjasama yang baik antara
masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi masalah ,saya harap bisa
menghindarkan masyarakat dari masalah atau bencana yang di akibatkan
oleh faktor alam, terlepes dai itu semua kita tentu harus tetap
bersyukut atas apa yang telah di berikan oleh Tuhan karena di balik itu
semua tentu ada sisi positifnya juga, tinggal bagaimana kita
pandai-pandai dalam menyikapi” tegasnya. (Eva Abdullah)
0 Response to "Kemarau, Kabupaten Pekalongan belum terindikasi bencana"
Posting Komentar